Ia memastikan rasio utang Indonesia terhadap PDB masih berada angka yang aman yaitu sekitar 28 persen, dibandingkan negara lainnya seperti Yunani yang mencapai 200 persen maupun Jepang 250 persen.
Selain itu, defisit anggaran Indonesia yang diproyeksikan sebesar 2,41 persen terhadap PDB juga relatif terjaga dibandingkan India, yang saat ini dianggap sebagai salah satu negara berkembang dengan tingkat ekonomi baik, yaitu sebesar 7 persen.
Namun, Sri Mulyani mengakui upaya memperbaiki kinerja penerimaan perpajakan akan terus menerus dilakukan, agar pemerintah tidak sepenuhnya bergantung kepada utang untuk menahan pelebaran defisit anggaran. “Penerimaan perpajakan di 2017 akan bertumpu pada reformasi di pajak dan bea cukai, kita perbaiki lembaga, sumber daya manusia, proses bisnis, TI maupun basis data yang telah kami miliki melalui program amnesti pajak,” ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Komisi XI DPR RI Melchias Markus Mekeng mengatakan masalah terkait defisit anggaran meliputi tingginya kebutuhan belanja pemerintah, yang tidak diiringi dengan tercapainya target penerimaan negara.
“Persoalan ini bukan saja masalah pemerintah, karena harus diakui juga DPR memiliki kontribusi besar terhadap kenaikan defisit, karena setiap komisi memperjuangkan kenaikan anggaran bagi kementerian lembaga,” ujarnya.
Komentari tentang post ini