Dia mengusulkan agar kebijakan pembiayaan dan keuangan nantinya banyak mengarah ke tingkat usaha mikro dan pedesaan. Dengan begitu, kata Syafii, mampu membuat koperasi menggeliat dan pendapatan keuangan di desa meningkat. “Teknologi juga semakin berkembang sebab ditunjang dengan akses kemudahan permodalan. Begitu juga bank bisa mengalokasikan sekurangnya 5% untuk arah pendidikan kejuruan sebab banyak masyarakat kita yang masih mengenyam pendidikan formil hanya sampai tingkat SMA, bahkan SMP,” ucapnya.
Syafii juga mengingatkan mengenai sistem Financial Technology (Fintech) yang saat ini akam dikembangkan. Dia berharap agar fintech tidak diberlakukan dengan kebijakan yang berat, seperti diterapkan ke model Bank Perkreditan Rakyat (BPR). “Alasannya sebab bagaimanapun juga tidak akan dapat bisa mengambil alih peran bank,” kata Syafii.
Syafii juga ingin nantinya bila muncul kebijakan keuangan yang digodok OJK dan BI, jangan sampai justru mematikan industri keuangan di bawahnya. Pasalnya, industri jasa keuangan dan perbankan harus sama-sama saling tumbuh.
Komentari tentang post ini