JAKARTA- Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, niatan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk mengajukan Plt. Ketum Mardiono sebagai Capres dari KIB adalah hak mereka. Namun tidak akan mendapatkan dukungan dari anggota koalisi sendiri.
“Pertama, elektabilitas atau keterpilihan. Ketika dia memiliki elektabilitas yang tinggi, maka kesempatan, peluang untuk menang. Jadi, Pak Mardiono itu gak ada (elektabilitas)- nya, susah juga untuk menjadi capres. Tapi sekali lagi itu hak PPP untuk bisa mengusulkan ketumnya menjadi capres ataupun cawapres,” jelas Ujang, Jumat (16/12/2022).
Kemudian hal kedua adalah secara konstruksi peta politik, di parlemen PPP paling kecil suaranya, hanya 19 kursi. “Ya bargaining politiknya juga rendah,“ kata Ujang.
Kemudian hal ketiga, tidak ada yang mau, karena pasti akan kalah. “Itu kan logika pertarungan di pilpres seperti itu. “Jadi, tidak ada yang mau mendukung karena pasti akan kalah,” ungkapnya.
Dinamika politik seperti ini menurut Ujang positif saja, hanya pada kenyataannya akan sulit tercapai. “Mencari bargaining untuk mengangkat Capres Mardiono, itu hal positif yang bisa saja, tetapi karena daya tawarnya rendah maka akan sulit, berat. Partai yang kuat yang kelas menengah ke atas itu yang memiliki bargaining yang tinggi,” kata Ujang.
Komentari tentang post ini