Giorgio Budi Indrarto, Deputy Director, MADANI Berkelanjutan menambahkan bahwa, merujuk pada hasil riset penentuan ambang batas “cap” sawit, bahwa di Pulau Kalimantan dan Sumatera ditemukan lahan pertanian kering dan lahan pertanian basah yang telah berubah menjadi perkebunan sawit.
“Artinya jatah lahan untuk pangan diserobot oleh perkebunan sawit. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu sistem pangan Indonesia. Untuk itu, jika berbicara soal pangan maka perlu pembenahan secara menyeluruh atas pangan di Indonesia,” tambah Giorgio.
Tejo menambahkan, bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintahan Jokowi tidak memperbaiki kondisi pangan seperti yang dijanjikan,
Justru kondisi pangan Indonesia semakin mengkhawatirkan.
Jika di masa depan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ingin mengatasi persoalan pangan maka harus melakukan hal yang berkebalikan dengan apa yang dilakukan Jokowi.
Program yang dikembangkan harus menjadikan penghasil pangan skala kecil sebagai subyek.
Komentari tentang post ini