JAKARTA – Kegagalan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu sebagai Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO) harus menjadi momentum bagi Indonesia melepaskan diri dari jeratan WTO.
Pasalnya, keikutsertaan Indonesia sebagai anggota Organisasi Perdagangan ini lebih banyak merugikan negeri ini.
Meski secara kuantitatif buktinya tak dapat ditunjukkan, namun secara materiil terlihat jelas.
“Masyarakat, petani dan UMKM akan kehilangan pasar yang berkeadilan,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ) M.Riza Damanik, di Jakarta, Minggu (12/5).
Menurut dia, masyarakat Indonesia banyak kehilangan kesempatan kerja, sehingga negeri ini dipaksa untuk mengekspor barang mentah ke luar negeri.
Akibatnya, perusahaan nasional bangkrut dan merumahkan sebagian besar pekerjaannya.
Seperti diketahui, Roberto Azevedo dari Brazil terpilih sebagai Direktur Jenderal WTO periode 2013-2018 menggantikan Pascal Lammy dan menyingkirkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Mari Elka Pangestu.
Dia mengatakan, terpilihnya Roberto bukanlah signal baik bagi kesejahteraan dan keadilan rakyat dunia.
Karena, persoalan WTO sesungguhnya bukanlah pada krisis kepemimpinan di WTO, tetapi ada pada watak dan karater bawaan kelembagaan WTO yang dengan sengaja melemahkan peran negara berdaulat seperti Indonesia.
Sedang pada jalur lain, memperkuat pengaruh negara-negara industri, perusahaan multi nasional, maupun lembaga-lembaga keuangan internasional dalam mengendalikan sektor-sektor strategis yang menyangkut hajat hidup orang banyak,” jelas dia.
Komentari tentang post ini