Selain itu, Gita mengatakan kelompok G-33 menginginkan agar proposal G-33 disepakati, khususnya yang terkait dengan ketahanan pangan. “Proposal ini penting mengingat volatilitas harga bahan pangan dunia semakin tinggi,” tegas Mendag.
Dia juga berharap agar kelompok G-33 agar para anggota WTO lainnya dapat menyetujui proposal G-33. Apalagi, kelompok G-33 kecewa atas kebuntuan yag terjadi di Jenewa dan mengajak para anggota WTO untuk mencari solusi dalam mengatasi kebuntuan tersebut dalam pertemuan KTM ke-9 di Bali kali ini.
“Dalam pertemuan ini, kami melihat kekecewaan mendalam para anggota G-33 karena batas waktu untuk mengurangi subsidi ekspor pada tahun 2013 telah lewat, dan pada akhirnya kesepakatan untuk mengurangi subsidi ekspor tidak dapat tercapai di Bali,” imbuh Mendag.
Pasca negosiasi WTO di Bali, kelompok G-33 menekankan perlunya menjaga momentum dari pembahasan paket KTM ke-9 yang telah membawa banyak kemajuan di bidang-bidang yang sulit dan sensitif. Isu ketahanan pangan di negara-negara berkembang juga sangat penting, sehingga kelompok G-33 menyerukan perlunya para anggota WTO terlibat dalam mendorong terciptanya solusi jangka panjang pasca KTM ke-9 di Bali.
Komentari tentang post ini