Oleh: Emrus Sihombing
Tampaknya Golkar masih tetap dengan ciri khas lamanya.
Siapapun Ketumnya, tak terkecuali Ketum hasil Munaslub awal Desember 2017 yang lalu, Airlangga Hartarto (AH), tetap memainkan politik sangat-sangat cair.
Fakta politik menunjukkan pada Pilpres 2014, partai ini sangat kukuh mengusung dan mendukung pasangan Capres-Cawapres Prabowo- Hatta.
Saat itu, Golkar “tega” meninggalkan JK sebagai kader terbaik dan sangat senior di Golkar.
Namun realitas politik menunjukkan, pasangan Probowo-Hatta kalah dari pasangan Jokowi-JK.
Arah politik Golkar pun serta merta berbalik menjadi pendukung pemerintah yang berujung mendapat “kue” politik dengan jabatan Menteri Perindustrian yang dipegang salah satu kader terbaiknya, yaitu Airlangga Hartarto, yang kini menjadi Ketum Golkar hasil Munaslub menggantikan Setya Novanto (SN) yang sedang meringkuk di balik terali besi di KPK.
Sekalipun Golkar dipimpin oleh kader terbaiknya, Airlangga Hartarto, strategi politik yang dimainkan Golkar tampaknya tetap dengan pola lama, bisa berbalik 180 derajat.
Komentari tentang post ini