JAKARTA-Puluhan kepala desa, pendamping desa, dan pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikirim studi banding ke Cina akan mempelajari smart farming, gotong royong irigasi, mekanisasi pasca panen, hingga pemasaran produk.
“Tentunya, kalau belajar, kepala kita harus dikosongkan dari berbagai pandangan awal. Agar lebih mudah menerima hal-hal baru dari Cina,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmirasi, Eko Putro Sandjojo dalam acara pelepasan peserta studi banding di Gedung Kemendes PDTT pada Selasa (3/9/2019).
Eko mengatakan, prosedur pembangunan pertanian Cina dapat menjadi referensi bagi pegiat desa dalam mengembangkan sektor pertanian. Pertanian di Cina telah efektif mendongkrak produksi dan penghasilan warga desa, meski dengan prosedur pembangunan yang dikenal lebih sederhana.
“Selain belajar transformasi ekonomi desa, para peserta harus mampu membangun hubungan bisnis dan hubungan personal dengan tokoh-tokoh desa dari Cina. Inilah yang akan mendukung keberlanjutan hasil-hasil studi banding para kepala desa, pendamping, dan pengurus Bumdes ke Cina,” ujarnya.
Komentari tentang post ini