Di sisi lain, Minister Counsellor for Economic and Commercial Affairs, Embassy of China, Wang Liping mengakui bahwa sektor pertanian menjadi kunci bagi kemajuan desa-desa di Cina.
Menurutnya, sebagai negara berpenduduk terbesar di dunia, menjadi hal penting bagi negaranya untuk memperhatikan sektor pertanian.
“Sejak menjalankan revolusi di bidang pertanian pada tahun 1978, warga desa merasakan penghasilannya terus meningkat,” ungkap Wang.
Dikatakan Eko, kerjasama ekonomi pertanian antara Indonesia dan Cina telah terjain dengan baik. Ia mengatakan, bahwa ekspor kedua negara meningkat. Bahkan dari Indonesia mengalami peningkatan ekspor buah-buahan tropis, buah naga, kopi, dan komoditas lainnya.
Kegiatan studi banding ke luar negeri bagi kepala desa, pendamping desa, dan pegiat desa ini telah dilaksanakan dua kali. Gelombang pertama dilaksanakan pada bulan April 2019 dengan mengirimkan 39 peserta ke Cina dan Korea.
Selanjutnya pada studi banding gelombang kedua diberangkatkan sebanyak 40 peserta, yang diberangkatkan pada tanggal 2 September 2019 ke India dan pada tanggal 3 September 2019 ke Cina.
Komentari tentang post ini