JAMBI-Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) baru mampu menjangkau 950 ribu jiwa dari sekitar 4,5 juta jiwa rakyat Indonesia yang hidup dalam kondisi marginal dan terpinggirkan pada pelaksanaan Program Peduli fase kedua di tahun 2015-2016. “Karena itu masalah eksklusi sosial di Indonesia tidak cukup hanya dengan menyediakan sarana dan prasarana semata, tetapi juga dengan cara memperkuat kapasitas sosial dan meningkatkan akses mereka pada layanan yang disediakan oleh pemerintah,” kata Asisten Deputi Pemberdayaan Masyarakat, Kemenko PMK, Ir Magdalena MM, ketika menyampaikan sambutan workshop untuk Mendorong Sinergi Lintas Wilayah untuk Pemberdayaan komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di Sepanjang Lintas Tengah Sumatera, di Jambi, Rabu (27/9).
Melalui Program Peduli kata dia, Kementerian PMK memastikan pembangunan di Indonesia yang inklusif dapat terlaksana, baik oleh pemerintah daerah maupun Civil Society Organization (CSO) pelaksana program.
Untuk mengimplementasikannya, Kemenko PMK bekerjasama dengan The Asia Foundation (TAF) sebagai managing partner program dan 6 mitra payung berikut mitra kerjanya di 121 kabupaten di 13 Provinsi di Indonesia. Khusus untuk pilar masyarakat adat yang bergantung pada sumber daya alam, pihaknya bekerjasama dengan lembaga Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan atau Partnership.
Komentari tentang post ini