Lebih lanjut Takdir mengungkapkan harapanya ke depan agar penangkar benih di Sulawesi Selatan bisa membuat benih sendiri dan dapat memenuhi kebutuhan insitu.
Selain itu mempunyai nilai tambah, menghemat biaya produksi berupa benih serta membentuk kelembagaan korporasi tani dalam usahataninya.
“Kami ingin Sulawesi Selatan bisa memenuhi kebutuhan benih wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Sulawesi Tenggara, bahkan bisa ekspor ke luar Indonesia untuk menambah devisa Negara,” ujarnya.
Sementara itu, Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya, Kementan, Heny Rayhani menegaskan untuk mendukung program ini perlu pengawalan dan pendampingan baik dari Dinas Pertanian, Litbang, PPL, BPSB dan POPT.
“Sedangkan di hilirnya harus ada pengokup benihnya untuk mendukung program pemerintah maupun dijual free market,” ungkap Heny.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan, Fitriani menyambut baik terkait program bantuan yang dilakukan Kementan.
Dengan adanya kegiatan ini sangat berguna untuk pemberdayaan kelompok tani/gabungan kelompok tani.
“Disamping itu juga untuk proses pembelajaran bagi petani dalam membuat benih secara mandiri,” terangnya.
Fitriani menambahkan, Kementan berkomitmen untuk memberikan bantuan fasilitas sarana produksi berupa benih tetua, pupuk, pestisida, insektisida dan bantuan herbisida kepada poktan/gapoktan.
Dari dana yang ada di APBD pun mendukung untuk kegiatan ini.
“Ada teknologi irigasi tetes, teknologi perbenihan, pendampingan dan pengawalan Balitser dan BPTPH, sampai dengan dryer pengeringan yang kami berikan untuk petani,” bebernya.
Menanggapi hal tersebut, Usman, Ketua kelompok Tani Awang Pulu Kecamatan Tellu Siattinge, Kabupaten Bone mengungkapkan siap menjadi penangkar benih jagung hibrida yang handal.
“Bantuan ini nantinya dapat dirasakan manfaatnya kepada petani sekitar untuk meningkatkan nilai tambah,” akuinya.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) dan Perkebunan Kabupaten Bone, Sunardi Nurdin mengatakan sebagai tindaklanjutnya Kementan sudah menandatangani kontrak MoU kerjasama dengan petani penerima bantuan Pilot Project Pengembangan Kawasan Jagung Berbasis Korporasi Petani.
Guna menjamin akses pasar juga dilakukan kerjasama MoU antara PT. Benindo Perkasa Utama dengan Poktan.
“Dengan kerjasama ini, kami akan serius mendukung pengembangan penangkaran benih jagung hibrida di Kabupaten Bone,” tuturnya.
Komentari tentang post ini