JAKARTA- Pengamat politik dari Universitas Diponegoro Teguh Yuwono mengatakan, pilihan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) untuk menunggu sampai batas akhir pencalonan Presiden 2024, sebagai bukti bahwa koalisi ini masih harus memperdalam komunikasi politik dan menemukan sosok yang tepat, meski sosok itu di luar internal anggota KIB.
“KIB masih di antara partai pengusung masih berbeda pandangan, sehingga perlu komunikasi dan simulasi,” tegas Teguh pada Kamis (13/10/2022).
Sebelumnya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan deklarasi calon presiden (capres) yang akan diusung oleh KIB akan dilakukan menjelang pendaftaran pemilu pada September 2023 mendatang.
Airlangga juga mengatakan KIB masih akan membuka diri untuk partai lain bergabung, termasuk dengan PDI Perjuangan. “Jilid terakhir. Jadwal pemilu kan September 2023 pendaftarannya,” kata Airlangga kemarin.
Menanggapi hal tersebut, Teguh mengatakan butuh waktu bagi KIB menentukan calon mereka, karena dua hal.
“Saya kira point pertama, kenapa itu memang KIB tidak memiliki calon yang kuat menjadi sentral dari media darling, sehingga memang adanya mengambil pendekatan legalistik bahwa calon itu dicalonkan jelang pendaftaran,” terang Teguh.
Komentari tentang post ini