JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Koorkesra), Fahri Hamzah mengatakan kenaikan harga beras pada awal Januari 2018 ini menjadi awal buruk Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, yang akan memasuki tahun politik.
Padahal, belum hilang dalam ingatan kalau pemerintah berjanji tidak akan terjadi gejolak harga.
“Tapi, mana janjinya sekarang? Selama ini kita dininabobokan dengan keberadaan data perberasan, sampai-sampai pemerintah selalu mengklaim stok beras cukup untuk beberapa bulan kedepan, namun faktanya harga beras naik. Siapa yang mau ambil tanggung jawab?” kata Fahri lewat akun Twitter-nya @Fahrihamzah yang dipost-nya, Minggu (14/1/2018).
Sekarang, lanjut Fahri, semuanya baru menyadari ada data yang tidak sinkron dengan kenyataan.
Mestinya, pemerintah harus berbesar hati mengakui kenaikan harga beras awal Januari 2018 ini, bukan semata karena faktor supply dan demand atau faktor cuaca, tapi mal praktik kebijakan.
“Katanya ada mafia impor tapi kok mafia lagi? mafia impor katanyam sudah dihabisi. Kok ada lagi? Kasian petani. Inikah catatan kenaikan?” ucap politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (OKS) itu sambil menegaskan bahwa klaim swasembada dan sukses kelola pangan sudah selesai.
Komentari tentang post ini