JAKARTA-Partai Gerindra akhirnya buka suara terkait kisruh di internal partai koalisi yang berujung pada hengkangnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad memastikan Gerindra tidak akan pernah melanggar perjanjian tertulis antara Gerindra dan PKB.
“Serta kami tidak akan pernah menghianati dan meninggalkan kawan seperjuangan,” tegas Dasco.
Akan tetapi dengan dinamika yang terjadi, PKB membuat keputusan politik sendiri.
PKB akhinya menerima kerjasama politik dengan Partai NASDEM.
Dengan demikian, otomatis kerjasama politik Gerindra dan PKB berakhir atau koalisi
KKIR menjadi bubar dengan sendirinya.
“Pada prinsipnya kami menghormati, mengucapkan selamat berjuang, serta mengajak untuk bersama-sama menjaga iklim pemilu yang akan datang dengan sejuk dan damai, agar pemilu 2024 berlangsung aman dan lancer,” imbuhnya.
Dasco berkisah, komunikasi politik Partai Gerindra dengan PKB awalnya sangat baik.
“Bahwa dalam pakteknya, kerjasama politik ini belum ada yang berubah terutama dalam hal penentuan capes dan cawapres.
Karena baik Partai Golkar maupun PAN menyerahkan pemilihan wares sepenuhnya kepada Prabowo Subianto,” jelasnya.
Sebelumnya, pada tanggal 13 Agustus 2023, Partai Gerindra dan PKB telah menerima Partai Golkar dan PAN yang memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024.
Dengan masuknya dua parpol baru ini, KKIR berganti nama menjadi Koalisi Indonesia Maju.
Dasco menjelaskan penamaan Koalisi Indonesia Maju terjadi spontan pada perayaan HUT PAN, Selasa 29 Agustus 2023 di Hotel Sultan.
Karena Prabowo Subianto melihat ada penambahan dua partai dalam koalisi yaitu PAN dan Golkar, serta PBB sehingga diberi nama Koalisi Indonesia Maju Apalagi, sebelumnya, Prabowo secara singkat memberitahu dan meminta persetujuan nama Koalisi Indonesia Maju kepada Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan serta Yusril Ihza Mahendra dan juga kepada Muhaimin Iskandar yang datang sedikit terlambat.
Dan saat itu, Muhaimin tidak menyatakan keberatannya atas pemberian nama Koalisi Indonesia Maju oleh Prabowo yang mengacu bahwa semua partai koalisi adalah bagian dari Kabinet Indonesia Maju yang sama-sama bertujuan melanjutkan program PresidenJokowi.
Komentari tentang post ini