“Selain itu, teknologi yang KOKA terapkan di Indonesia merupakan yang termutakhir dan didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten baik dari luar maupun dalam negeri. Hal ini yang membedakan Koka dari para pesaingnya, sehingga kinerja kami selama 2 tahun terakhir dapat tumbuh secara signifikan.
Kedepannya, Perseroan menargetkan untuk tetap meningkatkan kinerjanya secara positif, dimana pada tahun 2023, Perseroan menargetkan pendapatan sekitar sebesar Rp 260 miliar, meningkat sekitar 45% dari pencapaian tahun 2022.
Sedangkan, untuk laba bersih, Perseroan menargetkan pencapaian laba bersih sekitar sebesar Rp 45 miliar atau tumbuh hingga 135% dari pencapaian tahun 2022.
Gao juga menyampaikan bahwa langkah untuk masuk BEI adalah bagian pengembangan strategis Perseroan dalam meningkatkan kapasitas pendanaan dan tata kelola Perseroan yang lebih baik.
“Kehadiran KOKA sebagai perusahaan PMA dari China yang pertama melantai di Bursa Efek Indonesia, diharapkan akan memberikan nilai tambah yang optimal kepada seluruh pemangku kepentingan Perusahaan” katanya.
Sejalan dengan prospek pertumbuhan Perseroan dan industri konstruksi nasional, Daud Gunawan, Head of Corporate Finance PT UOB Kay Hian Sekuritas, yang merupakan Penjamin Pelaksana Emisi Efek menyatakan bahwa tanggapan investor selama periode Penawaran Umum Perseroan sangatlah baik.
“Permintaan yang masuk melebihi jumlah saham yang ditawarkan, dimana permintaan atas saham KOKA mengalami oversubscribed 134,24 kali” ungkap Daud. (ANES)
Komentari tentang post ini