Dulu, lanjut Nyoman, pelayanan makanan cukup bagus, sebut saja menggunakan sendok stainlless, namun sekarang malah diganti dengan sendok plastik.
“Mestinya, Garuda harus menjadi pelopor pengurangan plastik. Saya mengusulkan agar di setiap penerbangan diumumkan tentangg pengurangan penggunaan plastik sekali pake kepada penumpang,” terangnya.
Begitupun dengan fasilitas lainya, sambung Nyoman, dulu tersedia buah segar, namun sayangnya sekarang sudah tidak ada lagi.
“Bahkan dulu jenis minumannya banyak, sekarang sedikit sekali,” tegasnya.
Hal yang sama diungkappkan anggota Komisi VI DPR Bambang Patijaya mengaku tak tahu pretasi Irfan Setiaputra.
“Soal kompetensi orang yang ditunjukan Menteri BUMN, saya tidak bisa berkomentar. Karena memang itu kewenangan Meneg BUMN. Saya sendiri tak mengenal sosol Irfan,” ungkapnya.
Dirinya, kata anggota Fraksi Golkar, tak memahami bagaimana prosedur pemilihan direksi Garuda. “Entah, ya. Kenapa pola pemilihannya seperti itu, apakah karena out of the box, atau bagaimana. Itu hanya Meneg BUMN yang tahu,” paparnya.