“XL melihat opportunity untuk merger. Dengan siapa? Cocok di harga berapa? Kami selalu terbuka,” ucap Dian sembari menyebutkan kinerja keuangan EXCL akan bertumbuh di 2021.
Pada kesempatan yang sama, Direktur EXCL, Budi Pramatika mengungkapkan bahwa pada tahun ini perseroan menargetkan laba bersih bisa bertumbuh positif yang akan ditopang oleh pertumbuhan pendapatan di atas rata-rata industri telko.
“Selama empat tahun terakhir, pendapatan kami selalu bertumbuh di atas industri,” katanya.
Sebagaimana diketahui, pada 2020 EXCL membukukan laba bersih senilai Rp372 miliar atau lebih rendah dibandingkan dengan raihan di 2019 sebesar Rp713 miliar.
Namun, laba bersih EXCL di 2020 setelah dinormalisasi mencapai Rp679 miliar, karena memasukkan dampak penjualan menara dan percepatan depresiasi.
Sementara itu, kata Budi, pada tahun lalu EXCL membukukan pendapatan sebesar Rp26,02 triliun atau bertumbuh 3 persen (year-on-year) dari perolehan di 2019 yang senilai Rp25,15 triliun.
Pada 2020, EBITDA EXCL bertumbuh 31 persen (y-o-y) menjadi Rp13,06 triliun.
Komentari tentang post ini