Meski begitu, dia melihat persoalan krisis listrik tidak cukup hanya dengan pembangunan pembangkit nuklir.
“Kita tidak bisa katakan krisis listrik selesai kalau bangun tenaga nuklir, kalau nuklir diputuskan sekarang, mungkin 10 tahun lagi baru menikmati,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia menguraikan energi listrik yang dihasilkan dari panas bumi sebesar 29,2 giga watt, sementara tenaga hydro 75 gigawatt, tenaga surya juga besar.
Namun persolan pada kontinuitasnya.
“Kita perlu sumber tenaga listrik baru dan terbarukan ramah lingkungan, efisien, pasokannya stabil sehingga mampu mendorong ekonomi nasional untuk bersaing dengan negara lain,” katanya. (Raja Tama)