Kegiatan tersebut tentu masih terkait langsung maupun tidak langsung dengan pengendalian inflasi di wilayah DIY.
Kegiatan lain adalah kuliah umum (kebanksentralan, pengendalian inflasi daerah, makroprudensial, dan sebagainya) bagi mahasiswa PTN/PTS, lokakarya/seminar/diskusi isu-isu terkini terkait dengan perekonomian DIY (melibatkan akademisi, asosiasi pengusaha, asosiasi profesi, pemda dan media), dan pembinaan dan pendampingan GenBI (Generasi Baru Bank Indonesia yang merupakan komunitas mahasiswa yang dipilih dari berbagai latar belakang bidang ilmu dan keahlian).
Dalam masa Pandemi Covid-19, kontribusi KPwBI DIY dapat dilihat aktivitas pemberian sembako kepada pedagang mikro dan pedagang pasar yang terdampak. Aksi sosial tersebut dilakukan melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).
Kegiatan lain adalah melakukan survei dan kajian untuk memberikan solusi penanggulangan dampak pandemi terhadap ekonomi DIY. Pembahasan hasil survei dan kajian yang dilakukan KPwBI DIY melibatkan ISEI, KADIN, dan Pemda sehingga dapat menghasilkan rekomendasi yang lebih tepat dan operasional.
Hasil dari kajian kemudian tersebut direkomendasikan kepada Pemda DIY. Dalam hal ini kesan bahwa KPwBI DIY sebagai “konsultan ekonomi” Pemda DIY nampak menguat.
Catatan Penutup
Tentu masih banyak kegiatan KPwBI DIY yang penulis tidak ketahui. Dari hal yang telah disampaikan mendukung bahwa kontribusi KPwBI DIY untuk proses pemulihan ekonomi di DIY menjadi signifikan. Demikian pula kontribusi KPwBI di wilayah/daerah lain.
Tugas utama KPwBI membantu Pemda dalam pengendalian inflasi di daerah. Di sisi lain, aktivitas lain juga dilakukan oleh KPwBI untuk mendorong roda perekonomian di daerah.
Penulis adalah Dosen FBE Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY/Atma Jogja), Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta dan Pengurus Pusat ISEI.
Komentari tentang post ini