Di sisi lain, menurut Eny Prasetyowati, pupuk organik memiliki efek yang lebih signifikan dibanding pupuk kimia.
Selain lebih murah, tingkat bahaya yang ditimbulkan juga lebih minimum.
“Dengan produksi pupuk organik secara mandiri, sebenarnya bisa dibilang tidak perlu modal banyak lagi untuk menjalankan. Karena pada dasarnya, limbah hasil panen merupakan bahan dasar pupuk organik itu sendiri yang digunakan untuk menyuburkan tanaman,” ungkapnya.
“Kita memang sudah jalin kerjasama dan siap untuk mengembangkan lebih jauh lagi. Yang tidak kalah pentingnya adalah pendampingan bagi para user nanti yang akan mengembangkan. Kita organisir sehingga efek dan pelaksanaanya akan berhasil dengan baik nantinya. Salam KOPITU,” ungkap Yoyok.
“Kita berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan kembali dan juga tetap eksis dalam pemberdayaan bersama dengan KOPITU dan Bu Eny juga. Dengan kerjasama seperti ini saya rasa merupakan langkah paling efektif, apalagi dengan tingginya minat dan antusias petani terhadap teknologi semacam ini dan metode metode pertanian organik,” pungkas Sobri.
Komentari tentang post ini