JAKARTA-Sekretaris Jenderal Kadin, Setiawan Djodi menyesalkan sikap pemerintah yang terlalu mengumbar kredit properti ketimbang sektor lain yang sangat dibutuhkan rakyat banyak. “Masak kredit untuk properti saja sampai Rp450 triliun, sementara itu general industri malah sangat kecil,” katanya di Jakarta, Selasa,(26/11).
Mestinya, kata pengusaha minyak ini, pengucuran kredit itu harus berimbang terutana untuk sektor pertanian, UKM dan sektor riil lainnya. “Saya tidak anti utang luar negeri, tapi pengusaha juga harus diingatkan. Kalau sudah berhasil, ya segera kembalikan utang-utang itu,” tegasnya.
Dalam berbisnis, lanjut Djodi, tentu ada etikanya dan utamakan dulu kepentingan negara, meski layaknya bisnis as ussual.
Sementara itu, Ketua Komite Bisnis Internasional, Kadin, John Masley menilai selama 2004-2009 terlihat pemerintah kurang bekerja secara maksimal. “Ciitra positif soal ekonomi di luar negeri, ternyata realitasnya keropos,” ujarnya.
Contohnya, kata John, soal daging, kedelai. Kementerian Perdagangan tidak bisa berbuat banyak menangani masalah ini. Kemendag tidak canggih, membenahi persoalan komoditi ini, termasuk juga Kementerian Pertanian,” pungkasnya.