Menurut Tatang, pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat pada tahun 2021 karena gencarnya vaksinasi covid di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Tetapi, kondisi belum sepenuhnya normal ditambah merebaknya kekhawatiran varian omicron yang memengaruhi kontribusi kinerja porsi saham terkait LQ45 Indeks sepanjang tahun 2021.
Kinerja saham berkapitalisasi besar (LQ45) membukukan kinerja negatif (-1,5%YoY) jauh di bawah kinerja positif IHSG (+9,03%YoY).
Kinerja ini juga memengaruhi capaian kinerja perusahaan karena Sequis menempatkan investasi pada saham berkapitalisasi besar dan liquid (LQ45 Indeks).
Namun, dia masih optimis dapat merealisasikan kembali kinerja positif di tahun ini.
Tatang meyakini kinerja investasi Sequis berbasis saham dapat tumbuh mendekati 10% per tahun pada 1-3 tahun ke depan, mengingat pasar saham masih didukung prospek normalisasi perekonomian dan pemulihan pertumbuhan pendapatan emiten bursa khususnya di tahun 2022.
Optimis ini tidak lain didasarkan pada analisa konsensus yang memproyeksikan tren hasil investasi saham rupiah akan lebih prospektif pada tahun 2022.
Komentari tentang post ini