JAKARTA-Komitmen Pemerintah untuk mengurangi dampak sampah plastik kini diwujudkan dalam Gerakan Satu Juta Tumbler: #Generasi Bijak Plastik.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ikut menjadi bagian dalam bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam gerakan itu.
Gerakan yang ditargertkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menggunakan botol minum (Tumbler) untuk mengurangi penggunaan sedotan dan botol plastik sekali pakai agar tidak menambah jumlah sampah plastik.
“Saat ini Indonesia menjadi negara darurat sampah plastik. Jumlah binatang yang meninggal akibat sampah plastik lebih dari 100.000 per tahunnya. Bahkan jumlah plastik di ikan mencapai hampir 70 persen”, ujar Deputi IV Kemenko Maritim, Safri Burhanudin dalam Pembukaan Gerakan Satu Juta Tumbler di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (28/07/2019).
Safri menyatakan, untuk menuju Indonesia Bersih maka harus dimulai dari lingkungan sendiri, seperti memilah sampah sehingga plastik yang masih layak bisa digunakan kembali.
“Kami mengajak semua generasi muda untuk mulai bijak menggunakan plastik mulai hari ini,” ungkapnya.
Dirjen Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati mengatakan setiap tahun warga Indonesia menghasilkan 65.8 juta ton sampah dengan 7.2 juta ton merupakan sampah plastik.
“Setiap orang membuang sekitar 0.7 kilo sampah setiap harinya. Untuk sedotan plastik Indonesia menghasilkan sekitar 93 juta per harinya. Maka apabila kita menggunakan Tumbler minimal kita mengurangi penggunaan sampah botol dan sedotan plastik,” kata Rosa.
Menurut Rosa, anak muda sebagai penerus generasi bangsa dan agen perubahan harus menjadikan Gerakan Pengurangan Sampah menjadi gerakan yang keren. Sementara untuk para ibu dapat menggunakan kantong belaja apabila berbelanja untuk mengurangi penggunaan sampah plastik.
“Plastik itu hanya digunakan sebentar tetapi akan ada di lingkungan hingga ratusan tahun. Jadi sampah akan tetap utuh dan ada biarpun kita sudah tiada. Maka kita harus berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” tuturnya.
Komentari tentang post ini