JAKARTA-Manajemen PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan, pihaknya melakukan budidaya kaliandra merah di Tanjung Enim, Sumatera Selatan untuk dikembangkan jadi biomassa sebagai bahan baku campuran (cofiring) di pembangkit listrik tenaha uap (PLTU) dalam rangka mengurangi emisi.
Arsal Ismail, Direktur Utama PTBA dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (12/10) mengemukakan, budidaya kaliandra merah merupakan salah satu langkah PTBA mendukung transisi energi demi mencapai target Net Zero Emission pada 2060 yang ditetapkan pemerintah.
Menurut Arsal, Perseroan terus menjalankan transformasi untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.
Kaliandra merah diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.
“Ini selaras dengan kebijakan Pemerintah mengenai pengurangan emisi,” ujarnya.
Direktur Pengembangan Usaha PTBA, Rafli Yandra mengatakan, tanaman kaliandra merah dipilih karena kayunya memiliki nilai kalor tinggi, pertumbuhan cepat, mudah tumbuh di berbagai kondisi, serta cepat bertunas.
“Kaliandra merah juga menyerap karbon dari udara untuk memproduksi biomassa. Dengan mencampurkan biomassa dan batu bara, maka emisi dapat dikurangi,” kata Rafli.
Menurut Rafli, budidaya kaliandra merah dilakukan PTBA di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
PTBA juga melibatkan tim peneliti dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta.
Rafli menjelaskan, penanaman kaliandra merah di atas lahan seluas 80 hektare berpotensi mengurangi emisi karbon sebesar 119,18 ton/ha/tahun.
Selain itu juga menjadi penyimpan biomassa sebesar 11.805 ton untuk dijadikan wood pellet dengan kalori berkisar 4.500-4.700 kcal/kg, yang bisa digunakan untuk cofiring PLTU. (ANES)
Komentari tentang post ini