JAKARTA-Posisi tertinggi di Kementerian ESDM menjadi kursi panas mendekati penentuan kabinet Jokowi-JK. Kondisi ini mirip dengan situasi menjelang pembubaran BPMigas pada 13 November 2012. Media dan pengamat yang tadinya “adem ayem” terkait dengan kursi di Kementerian ESDM, mulai bermanuver dan melakukan kampanye negatif. Demikian diungkapkan oleh pengamat energi, Rahmad Pribadi, lulusan Harvard University, Selasa (2/9).
Menurut Rahmad, pembentukan opini publik untuk kursi tertinggi di ESDM dapat diibaratkan seperti suasana “Pembubaran BPMigas Jilid Dua”. Ketika menuju pembubaran BPMigas pada dua tahun lalu, para pengamat dan media yang digunakan untuk opini publik mulai melakukan serangan tajam dan tiada henti.
Dan kini, mantan Kepala BPMigas, R.Priyono menjadi sasarannya untuk digulingkan dari kemungkinan terpilihnya menjadi Menteri ESDM. “Ini kampanye negatif terhadap Priyono, yang dalam pilpres tahun 2014 mendukung Jokowi – JK. Rasanya, ini merupakan lanjutan dari debat capres terkait migas. Seperti yang diketahui, perang migas menjadi warna dalam debat capres terakhir. Ketika munculnya isu mafia migas dalam debat capres tersebut, belum ada serangan ke mantan Kepala BPMigas, bahkan hingga pilpres diumumkan pemenangnya,” ujarnya.