JAKARTA – PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) membukukan laba bersih US$252,14 juta (US$0,00367 per saham) pada 2023, anjlok 76,94% jika US$1,09 miliar (US$0,01667 per saham) pada tahun 2022.
Penurunan laba Perseroan disebabkan oleh penjualan yang merosot 28,15% menjadi US$2,03 miliar pada 2023, dari US$2,83 miliar tahun 2022.
Penjualan AMMN pada 2023 ditopang oleh penjualan tembaga sebesar US$1,14 miliar dan penjualan emas sebesar US$885,45 juta.
Masing-masing , turun 28,6% dari US$1,60 miliar pada 2022 dan 27,5% dari US$1,22 miliar pada tahun 2022.
Manajemen AMMN menjelaskan, penjualan bersih turun antara lain karena dipicu tertundanya perpanjangan izin ekspor dari 1 April hingga 23 Juli 2023.
Setelah mendapatkan izin ekspor pada 24 Juli 2023, AMMN mempercepat pengiriman konsentrat pada kuartal III/2023 untuk mengejar kehilangan penjualan.
Presiden Direktur AMMN Alexander Ramlie, dalam siaran pers, dikutip Senin (01/4/2024), mengatakan, pada 2023 perseroan menghadapi berbagai tantangan seperti cuaca buruk, perubahan peraturan yang berdampak negatif, dan peningkatan biaya kepatuhan.
Curah hujan yang tinggi membuat AMMN memproduksi konsentrat dari bijih stockpiles pada 7 bulan pertama 2023, yang memiliki kadar lebih rendah dari bijih segar.
“Cuaca ekstrem ini berdampak negatif terhadap laba bersih AMMN secara signifikan,” ujarnya.
Sementara beban pokok penjualan AMMN berhasil turun 5,03% menjadi US$1,13 miliar pada 2023, dari US$1,19 miliar tahun 2022.
Komentari tentang post ini