Sementara itu, lanjut Andrianto, segmen usaha produk kayu menyumbang sekitar Rp 558 miliar atau kontribusi sebesar 12% terhadap pendapatan total, mengalami kenaikan 11% dibandingkan semester I 2023, seiring dengan kenaikan volume penjualan produk panel hingga 25% YoY.
Namun kondisi pasar internasional untuk produk kayu hingga saat ini masih belum pulih.
Ini terlihat pada produk panel yang mengalami pelemahan harga jual dibandingkan tahun lalu. Adapun harga rata-rata produk lantai kayu naik karena perbedaan komposisi produk yang dijual.
“Meskipun kondisi pasar produk kayu saat ini kurang menggembirakan, namun Perseroan tetap berupaya mengembangkan bisnis produk kayu agar memiliki potensi kinerja yang lebih baik di masa depan. Rencana pengembangan saat ini masih dalam tahap penggodokan sebelum nantinya dieksekusi, tentunya dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang ada”, tambah Andrianto Oetomo.
Sejak tahun lalu, menurut Andrianto, segmen energi terbarukan DSNG yang berfokus di biomassa, mulai memberikan kontribusi pendapatan bagi DSNG, melalui penjualan cangkang kelapa sawit ke Jepang.
Pada semester I 2024, energi terbarukan menyumbang Rp 119 miliar atau sekitar 2,5% dari total pendapatan Perseroan, meningkat hampir 300% dibandingkan periode sama 2023.