Ini sejatinya sejalan dengan langkah dan upaya Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam menyelesaikan beragam soal di Papua lewat pendekatan yang humanistik.
“Mewakili kaum perempuan, saya memahami dan meyakini betul bahwa pendekatan kekerasan dalam hal apapun tidak akan menyelesaikan persoalan, termasuk di Papua,” terangnya.
Malah justru berpotensi memunculkan lingkaran kekerasan baru yang menimbulkan trauma, terutama bagi generasi masa depan, anak-anak bangsa termasuk anak-anak di Papua.
Meski demikian, bukan berarti pemerintah tidak bisa bersikap tegas.
“Di sini saya perlu garisbawahi bahwa ketegasan berbeda dengan kekerasan,” ulasnya.
Ketegasan tetap wajib ditunjukkan terhadap hal-hal berkaitan dengan pelanggaran hukum dan konstitusi.
Lebih-lebih terhadap tindakan yang dengan sengaja berusaha menginjak-injak nilai kemanusiaan itu sendiri.
“Sebagai pribadi, saya mengenal baik Pak Menkopolhukam Mahfud MD. Beliau sangat dekat dengan Gusdur yang selalu mengambil kebijakan dengan pendekatan humanistik,” tutrunya.
Komentari tentang post ini