Oleh: Benny Rhamdani
Ibarat main catur, dengan masa lalu Prabowo Subianto yang selalu dikaitkan dengan kejahatan HAM/Penculikan Aktifis 98 dan Minimnya Prestasi saat berkarier di Militer, Prabowo memulai permainan Caturnya dengan tanpa memiliki 2 PELUNCUR.
Disaat Prabowo dengan sadar tidak mengindahkan Ijtima Ulama untuk mengambil pasangannya dari kalangan Ulama, Prabowo langsung kehilangan 2 BENTENG bidak caturnya.
Ketika Prabowo dengan Sadar(kalau bukan karena Mahar) membatalkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapresnya dan menolak SBY untuk di jadikan sebagai Ketua Tim Suksesnya, Prabowo pun kehilangan langsung 2 bidak KUDA secara bersamaan.
Dan ketika Erick Tohir diangkat sebagai Ketua Tim Pemenangan Jokowi, membuat Catur Politik Prabowo Mati Langkah.
Jelas, Prabowo tersudut dan kehilangan akal untuk memindahkan Bidak Catur politik berikutnya. Karena mengulangi langkah ceroboh berikutnya, hanya akan membuat SkakMat bagi dirinya.
Pertanyaannya, perlukah Jokowi mengambil kesempatan memindahkan bidak caturnya dan menSkakmat guna mengakhiri perlawanan Prabowo dan mendeklarasikan kemenangannya?
Komentari tentang post ini