Stabilitas Rupiah dapat mempengaruhi arus dana asing ke pasar obligasi. Lantas bagaimana pandangan Anda terhadap potensi stabilitas Rupiah ke depannya?
Secara historis, periode pemangkasan suku bunga The Fed adalah kondisi yang negatif bagi USD. Sejak tahun 1990, terdapat delapan siklus pemangkasan suku bunga The Fed, dan secara rata-rata nilai tukar USD melemah 1,1% dalam periode tersebut. Kondisi pelemahan USD ini harusnya dapat menjadi faktor yang suportif bagi stabilitas Rupiah.
Namun terdapat kondisi menarik, di mana pemangkasan suku bunga The Fed yang dipicu oleh kondisi resesi AS justru mendorong penguatan USD, seperti di tahun 2001, 2007, dan 2020, karena kondisi resesi meningkatkan permintaan USD sebagai aset safe haven. Jadi potensi terjadinya resesi AS dapat menjadi tantangan bagi stabilitas nilai tukar Rupiah ke depannya, di tengah naiknya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Selain itu faktor lain yang dapat mempengaruhi Rupiah ke depannya adalah dinamika kondisi domestik dari inflasi, kinerja neraca perdagangan, dan kebijakan ekonomi pemerintah baru
Bagaimana pandangan Anda terhadap risiko resesi AS, terutama setelah indikator resesi ‘Sahm Rule’ yang secara historis akurat memprediksi resesi telah terpicu