Saat musim kemarau, debit air menurun. Sementara, saat musim penghujan, instalasi kerap terseret arus.
“Itu belum kalau ada banjir lahar dingin, instalasi pipa sudah hampir dapat dipastikan akan rusak,” imbuh GKR Hemas.
Dukuh Kaliurang Timur, Anggara Daniawan yang turut mendampingi keluarga keraton menambahkan, saat ini sebetulnya kebutuhan air untuk satu pedukuhan masih aman, namun pada saat debit menurun ada 3 RT yang rawan terdampak.
“Ada 90 KK, atau 250an jiwa yang terancam krisis jika debit menurun,” kata Angga.
Menurut Angga, dalam kondisi normal kebutuhan air warganya disuplai dari sejumlah mata air yang ada di lereng Gunung Merapi.
Hal itu cukup menguntungkan karena sumber air relatif tidak terancam.
Kondisi berbeda dialami warga Pedukuhan Kaliurang Barat.
Warga yang sebagian besar adalah pelaku industri wisata itu mengandalkan mata air yang berada tengah dan bantaran sungai.
Padukuhan ini memanfaatkan tiga mata air yang instalasi pipanya melalui jalur lahar Merapi.
Dukuh Kaliurang Barat Kecuk Sumadi menyatakan, pihaknya selama ini mengandalkan dana swadaya untuk perawatan jaringan.
Komentari tentang post ini