JAKARTA – Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, mengemukakan, ancaman siber terhadap sektor strategis nasional kian meningkat, seiring dengan semakin kompleksnya ekosistem digital. Dalam menghadapi situasi ini, korporasi perlu membangun sistem keamanan siber yang andal guna memitigasi risiko dan menjaga keberlangsungan operasionalnya.
Sepanjang periode Januari 2020 hingga April 2025, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat lebih dari 4,6 miliar aktivitas anomali trafik di Indonesia. Aktivitas tersebut meliputi malware, information leak, unauthorized access, system misconfiguration, hingga denial of service dan web application attack. Hal ini menandakan bahwa ancaman siber tidak hanya semakin sering, tetapi juga semakin canggih dan variatif.
Menjawab tantangan ini, BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID terus memperkuat sistem keamanan siber sebagai bagian dari tata kelola perusahaan dan upaya perseroan dalam menjaga operasional berkelanjutan.
Bekerja sama dengan BSSN, MIND ID yang membawahi PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Freeport Indonesia, PT Vale Indonesia Tbk, dan PT Timah Tbk, kini resmi membentuk Tim Tanggap Insiden Siber atau SIRT (Computer Security Incident Response Team Grup MIND ID, yang menjadi garda terdepan dalam menangani dan merespons insiden siber secara terkoordinasi di seluruh Anggota Grup.