JAKARTA-Saat memulai transaksi perdana pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, harga saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) langsung melesat ke zona hijau atau menguat 2,95 persen ke posisi Rp1.745 dari harga penawaran Rp1.695 per saham.
Pada debutnya saat perdagangan Jumat (7/7), emiten ke-45 di 2023 ini terpantau langsung bergerak ke atas saat memulai perjalanannya.
Hingga pukul 9.10 WIB, pergerakan AMMN ditopang volume transaksi mencapai 130,35 juta saham dan nilai transaksi sebesar Rp223,68 miliar.
Ketika pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO), AMMN menawarkan saham ke publik sebanyak 6.328.208.800 lembar bernilai nominal Rp125 per saham atau setara dengan 8,8 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
Dengan harga penawaran senilai Rp1.695 per saham, maka melalui aksi korporasi ini AMMN bisa menggalang dana mencapai Rp10,73 triliun, yang merupakan emisi IPO terbesar di 2023.
Perseroan juga mengadakan Program MSOP dengan menerbitkan saham baru maksimal 602.336.000 lembar atau sebesar 0,83 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Menurut Direktur Utama AMMN, Alexander Ramlie, prospek usaha pertambangan tembaga akan melanjutkan tren positif, karena peningkatan permintaan tembaga di dunia, seiring dengan pertumbuhan sektor industri energi terbarukan dan kendaraan listrik.
“AMMN melihat dinamika pasar tersebut sebagai peluang untuk memperkuat posisi perseroan sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di dunia,” ujar Alexander di Gedung BEI Jakarta, Jumat (7/7).
Berdasarkan siaran pers AMMN, Wood Mackenzie menilai bahwa tambang Batu Hijau milik perseroan merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, serta memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan proyek eksplorasi Elang.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana mengatakan, pada pelaksanaan IPO AMMN terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 13,6 kali, dengan jumlah pemegang saham sebanyak 27 ribu investor.
“Pooling size juga meningkat dari 2,5 persen menjadi 7,5 persen dari seluruh jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO AMMN sebagai dampak dari oversubscription tersebut,” ujar Oki.
Seperti diketahui, pada IPO ini manajemen AMMN menunjuk empat penjamin pelaksana emisi Efek, yaitu PT BNI Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas.
Komentari tentang post ini