JAKARTA-Jelang akhir tahun 2022 yang tinggal menghitung hari, para musisi pencipta lagu dan ahli warisnya yang tergabung dalam Lembaga Managemen Kolektif (LMK) Pencipta Lagu Rekaman Industri (Pelari) Nusantara berbahagia.
Pasalnya, LMK Pelari Nusantara kembali mendistribusikan royalti musik kepada para ahli warisnya.
Di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (22/12/2022) lalu, para musisi besar berkumpul.
Mulai dari Fariz RM, Imaniar, Tito Soemarsono, John Paul Ivan, Jelly Tobing, Obbie Mesakh, sampai MayJend TNI (Purn.) Unggul K Yudoyono yang juga Ketua Dewan Penasehat LMK Pelari Nusantara.
Menurut Ketua Umum LMK Pelari Nusantara, Sandec Sahetapy, royalty yang dibagikan kali ini sebesar 75% dari total royalty.
Sedang sisanya akan dibagikan pada bulan Januari tahun 2023.
“Royalty yang kami distribusikan kali ini sebesar 75% dan dibagikan kepada 89 anggota, sedang sisanya yang 25% akan didistribusikan kepada 190 orang pada bulan Januari nanti, karena LMKN selaku pengumpul royalty belum tutup buku,” jelas Sandec.
“Jadi sekarang mereka bisa tersenyum merayakan Natal bersama keluarga dengan menggunakan uang yang merupakan hak mereka,” tambahnya.
Dalam pendistribusian royalty kali ini terdapat 3 besar penerima royaty sebagai ‘Hits maker’ yaitu Rudy Loho mendapat 29 juta Rupiah, disusul H.Ukat S mendapat 26,250 juta Rupiah, dan Tito Soemarsono mendapat 25 Juta Rupiah.
Sementara itu untuk kategori ‘Ikon’ penerima royalty 3 besar yaitu Fariz RM sebesar 11 juta Rupiah, disusul Franky Sahilatua 10 juta Rupiah dan Keenan nasution dan Tarida Hutauruk masing-masing sebesar 7,5 juta Rupiah.
Untuk menciptakan transparansi dalam pemungutan dan pendistribusian royalty, Sandec Sahetapy berupaya untuk mendigitalisasi sistem royalty.
Digitalisasi sistem royalti itu diyakini Sandec akan membuat pembagian royalti transparan dan adil.
“Dari awal saya selalu mengkapanyekan “Revolusi Transparansi Royalty”, saya selalu bilang itu dimana-mana. Maka agar tidak hanya sebatas selogan dan berhenti di mulut saja, saya sedang menggodok sistem yang memungkinkan transparansi itu terwujud dan nyata, yaitu dengan membuat system digitalisasi melalui sebuah aplikasi,” jelas Sandec.
“Di aplikasi itu para pencipta lagu bisa mengecek kapan saja secara ‘realtime’ lagunya dipakai dimana saja dan oleh siapa saja. Semuanya jelas nggak bisa diakal-akali dan nggak ada akal-akalan.” Sambung Sandec yang juga menjabat sebagai Kepala Lisensi Royalti Musik Indonesia LMKN ini.
Dalam acara tersebut, selain pendistribusian royalty juga dilakukan estafet komando kepemimpinan di tubuh LMK Pelari Nusantara.
Karena kesibukannya sebagai Ketua Harian bidang Kolekting di LMKN, maka untuk memimpin Pelari Nusantara dalam melakukan kegiatan sehari-hari, Sandec menyerahkannya kepada Rudy Loho. Sebelumnya, Rudy Loho adalah Sekretaris Umum Pelari Nusantara.
Ditengah acara yang berlangsung meriah, ada kejutan dari para pengurus LMK Pelari Nusantara merayakan Ulang Tahun Mayjend TNI (Purn.) Unggul K. Yudoyono sebagai bentuk apresiasi atas perannya dalam menyemangati dan menginspirasi LMK Pelari Nusantara untuk bekerja lebih keras lagi.
“Mari kita yang terlibat di LMK Pelari Nusantara untuk terus bekerja keras, jujur dan transparan agar cita-cita memberikan kesejahteraan kepada para seniman pencipta lagu Indonesia bisa tercapai,” ujar Unggul. K Yudoyono yang genap berusia 65 tahun.
Unggul yang juga Ketua PKP POMAD ini dalam pesannya kepada pengurus LMK Pelari Nusantara menekankan transparansi dan kejujuran sebagai modal utama dalam menjalankan roda organisasi.
“Saya berharap para pengurus LMK Pelari Nusantara tetap memegang teguh nilai-nilai transparansi dan kejujuran dalam bekerja,”pungkasnya.
Komentari tentang post ini