Lebih lanjut Katarina menjelaskan bahwa ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif telah memicu penguatan mata uang dolar AS dan meningkatkan arus dana asing keluar dari Indonesia, yang dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Akan tetapi, dengan semakin membaiknya defisit neraca berjalan disertai dengan kecukupan cadangan devisa di atas rata-rata 8 bulan impor, membuat ekonomi Indonesia diyakini tetap kokoh.
Selain itu, dari sisi perdagangan dan investasi, ekonomi Indonesia relatif terisolasi karena lebih berorientasi pada konsumsi domestik.
Eksposur Indonesia terhadap perdagangan dengan Amerika Serikat dan perdagangan global secara keseluruhan termasuk yang terendah di antara negara-negara Asia lainnya. “Beragam kondisi tersebut membuat Indonesia relatif terlindungi dari dampak negatif ketidakpastian situasi politik dan ekonomi global,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Investasi MAMI Alvin Pattisahusiwa, yakin tahun 2017 akan menjadi tahun pertumbuhan bagi Indonesia. Bahkan pemulihan pasar masih akan terus berlanjut di tahun 2017 seiring dengan estimasi pertumbuhan ekonomi yang berada di kisaran 5,0% – 5,2%.
Komentari tentang post ini