Oleh: Dimas Ardhinugraha
Pilihan investasi di reksa dana semakin beragam. Beragam kelas aset bisa dipilih investor sesuai dengan profil, risiko dan tujuan keuangan mereka.
Tidak hanya itu, manajer investasi juga semakin kreatif dengan menghadirkan fitur-fitur yang memudahkan investor dalam memilih dan mengelola portofolio investasi.
Salah satunya adalah fitur dividen. Seperti apa fitur dividen pada reksa dana? Simak penjelasannya berikut.
RD biasa vs RD dengan fitur dividen
Pada reksa dana umum, investor reksa dana hanya menikmati pertumbuhan modal investasi, berupa kenaikan harga unit reksa dana yang dimilikinya.
Misalnya ketika investor mulai berinvestasi, ia membeli unit reksa dana seharga Rp1.000, lalu ketika mencairkan di harga Rp1.050, maka investor tersebut menikmati return sebesar 5%. Ini yang disebut capital gain.
Adapun pada reksa dana dengan fitur dividen, selain menikmati pertumbuhan modal investasi (capital gain), investor juga bisa menikmati dividen (periode pembayaran sesuai dengan prospektus reksa dana).
Sebagai diversifikasi penghasilan
Dengan potensi penghasilan tunai rutin, reksa dana dengan fitur dividen bisa menjadi pilihan ideal bagi investor yang menginginkan diversifikasi penghasilan.
Berbagai peristiwa dalam hidup mengajarkan bahwa mengandalkan satu sumber penghasilan tidaklah bijak. Kehilangan pekerjaan, kegagalan bisnis, sampai wabah COVID-19 menunjukkan bahwa sumber penghasilan kedua penting untuk menjaga kelangsungan hidup.
Reksa dana dengan fitur dividen juga dapat menjadi alternatif bagi mereka yang memasuki usia pensiun.
Tanpa penghasilan tetap, bekal pensiun akan cepat habis. Memilih reksa dana dengan fitur dividen, investor dapat menikmati tambahan pendapatan sekaligus menjaga pokok bekal pensiunnya agar tetap tumbuh menandingi inflasi.
Pilih RD dengan fitur dividen atau obligasi
Sepintas, reksa dana dengan fitur dividen maupun obligasi memiliki kemiripan. Investor obligasi menikmati penghasilan ganda, yaitu capital gain dan kupon obligasi.
Sementara reksa dana dengan fitur dividen, selain capital gain dari pertumbuhan harga unit reksa dana, mereka juga menikmati dividen rutin.
Bedanya, dividen reksa dana biasanya tidak tetap jumlahnya, melainkan ditentukan oleh portofolio manajer dengan berbagai pertimbangan yang dilakukan dengan cermat.
Contohnya, pertumbuhan total (total return) yang dimiliki satu reksa dana dalam suatu periode, sebagian dibayarkan sebagai dividen, sebagian lainnya digunakan sebagai motor pertumbuhan harga reksa dana tersebut.
Saat investor memilih untuk membeli obligasi, setidaknya investor perlu memiliki pengetahuan serta informasi mendalam terhadap kondisi finansial keuangan perusahaan yang mengeluarkan obligasi.
Hal ini penting, agar investor tidak memilih obligasi dari perusahaan yang berpotensi mengalami gagal bayar (default).
Berbeda pada reksa dana dengan fitur dividen, sudah ada manajer investasi profesional yang akan mengelola langsung portofolio investasinya.
Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah pajak.
Sama seperti reksa dana umum, reksa dana dengan fitur dividen juga bebas pajak, karena seluruh investasi reksa dana bukan objek pajak, demikian pula dividen yang diberikan.
Berbeda dengan dividen pada saham yang dikenai pajak 20%, dan kupon obligasi yang dikenakan pajak 10%.
Investor yang tertarik berinvestasi pada reksa dana dengan fitur dividen, bisa memilih reksa dana dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (“MAMI”).
Sebagai salah satu pelopor reksa dana dengan fitur dividen di Indonesia, MAMI memiliki serangkaian reksa dana dividen berkelas obligasi dan saham syariah offshore.
Di kelas obligasi, Manulife Pendapatan Bulanan II (“MPB II”), Manulife Obligasi Negara Indonesia II (“MONI II”), Manulife Obligasi Unggulan (“MOU”) dan Manulife Syariah Sukuk Indonesia (“MSSI”) bisa dipilih investor yang berorientasi konservatif sampai moderat.
Di kelas saham ada Manulife Saham Syariah Global Dividen Dollar AS (“MANSYAG”) untuk investor yang agresif mewujudkan tujuan investasinya.
Penulis adalah Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) di Jakarta
Komentari tentang post ini