Selain kerukunan, kata Nasaruddin, masyarakat juga perlu merealisasikan semangat kebangsaan atau keindonesiaan yang menjadi perekat semua agama.
Menurut dia, penting meng-Indonesia-kan semua umat beragama, apapun agamanya. Karena itu, kata dia, sudah tidak relevan lagi memisahkan keagamaan dan keindonesiaan.
“Jadi bagaimana mendidik seorang muslim 100 persen tapi Indonesia 100 persen, Katolik 100 persen, Indonesia juga 100 persen. Jangan mempertentangkan antara keagamaan dan kebangsaan. Sebab itu bisa menjadi hal yang masalah dalam kehidupan berbangsa,” jelas Nasaruddin.
Dengan modal kerukunan dan semangat kebangsaan, kata Nasaruddin, Indonesia bisa fokus mengelola berbagai potensi yang ada untuk mengatasi masalah terutama masalah kemiskinan.
Dia ajak seluruh elemen bangsa mendukung pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming untuk mengentas kemiskinan dengan pendekatan yang mengutamakan keadilan.
“Kita sangat yakin kalau masyarakat di Indonesia ini mengelola secara adil potensinya, maka seharusnya tidak ada orang miskin di Indonesia ini. Maka itu kita harus mendukung Presiden Prabowo memberantas korupsi yang menggerus potensi bangsa itu, dan dampaknya sangat luas,” jelas dia.