KUALA LUMPUR-Indonesia tetap optimis dapat mewujudkan integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) serta menjadikan ASEAN sebagai kekuatan baru di tengah perubahan global. Penegasan ini disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong usai pertemuan ASEAN Economic Ministers (AEM) ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia. Sabtu (22/8).
Seperti diketahui, deklarasi integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir Desember 2015 sudah di ambang pintu. ASEAN sedang bekerja keras untuk menyelesaikan berbagai isu implementasi komitmen cetak biru MEA (AEC Blueprint), khususnya terkait komitmen liberalisasi di bidang jasa. “Pendeklarasian MEA di akhir 2015 kelihatannya menghadapi tantangan karena sebagian besar negara anggota ASEAN kesulitan untuk mengimplementasikan komitmen measures yang telah disepakati. Namun, Indonesia tetap optimis dapat mewujudkan integrasi MEA dan menjadikan ASEAN sebagai kekuatan baru di tengah perubahan global,” ungkapnya.
Saat ini, Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN mencapai USD 2,57 triliun, hampir mencapai dua kali lipat dari PDB ASEAN pada tahun 2007. Pertumbuhan PDB riil ASEAN diproyeksikan mencapai 4,6% di 2015 dan akan meningkat sampai dengan 5,1% pada tahun 2016.
Pasar utama ekspor ASEAN relatif tidak mengalami perubahan dan konsisten pada pasar tradisional dengan komposisi pangsa ekspor intra-ASEAN (25,5%), China (11,6%), Uni Eropa (10,2%), Amerika Serikat (9,5%), dan Jepang (9,3%). Sementara itu, total perdagangan intra-ASEAN meningkat lebih dari 50% dibandingkan tahun 2007 yang mencapai sebesar USD 2,53 triliun di tahun 2014.
Di bidang investasi, total Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke ASEAN pada tahun 2014 tercatat sebesar USD 136,2 miliar dengan sumber utama investasi berasal dari EU (21,5%), Intra ASEAN (17,9%), Jepang (9,8%), Amerika Serikat (9,6%), dan China (6,5%).
Di tengah kesibukan mengurus isu perdagangan domestik, Mendag Thomas Lembong tetap hadir memimpin delegasi Indonesia pada Pertemuan ini, meskipun hanya pada pertemuan internal Menteri Ekonomi ASEAN yakni Pertemuan AFTA-Council ke-29, AIA Council ke-18, dan AEM ke-47 pada 22 Agustus 2015.
Kehadiran Mendag pada pertemuan AEM ini, sekaligus mengawali lawatannya ke luar negeri. Kehadiran Mendag disambut sangat positif oleh tuan rumah Malaysia dan juga Menteri Ekonomi ASEAN lainnya karena hal tersebut menunjukkan komitmen dan keseriusan Indonesia untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dideklarasikan di akhir tahun 2015.
Hingga akhir bulan Juli 2015, implementasi kesepakatan cetak biru MEA telah mencapai 91,5% atau sebanyak 463 dari total 506 komitmen measures. Saat ini, Indonesia telah mengimplementasikan 92,7% atau sebanyak 469 dari total 506 measures.
Mendag, lebih lanjut, mengatakan bahwa kendala yang dihadapi Indonesia dalam pemenuhan komitmennya adalah karena terbentur peraturan domestik, di bidang jasa misalnya Perpres Nomor 39 tahun 2014 tentang Daftar Negatif Investasi (DNI). Agar dapat memenuhi komitmennya, langkah untuk melakukan penyesuaian terhadap regulasi terkait tampaknya tidak dapat dihindari.
Di samping itu, Indonesia juga sedang berjuang agar ASEAN juga dapat melakukan penyesuaian terhadap target liberalisasinya di bidang jasa agar dapat dipenuhi oleh seluruh negara anggota ASEAN. “Indonesia akan memperjuangkan agar negara anggota ASEAN dapat menyepakati penggunaan fleksibilitas penurunan penyertaaan modal asing dari 70% menjadi lebih besar atau sama dengan 51%,” ujar Mendag.
Komentari tentang post ini