Oleh: Salamuddin Daeng
Lima tahun terakhir BUMN Indonesia masuk masa sial yakni mengalami keadaan yang lebih buruk dibandingkan kondisi BUMN 10 tahun yang lalu.
Dari mana mengukurnya yakni dari laba yang diperoleh BUMN tersebut.
Semua data yang digunakan untuk mengukur adalah menggunakan data Badan Pusat Statustik (BPS) sampai dengan publikasi terakhir yakni tahun 2023 tentang laporan statistik BUMN tahun 2022.
Bagaimana cara mengukurnya? Yakni mengukur laba BUMN dalam dolar Amerika.
Mengapa dalam dolar karena BUMN itu sebenarnya sekarang tidak ubahnya seperti perusahaan multinasional lainnya.
Bahkan BUMN seperti pertamina membuat laporan keuangannya dalam dolar. Jadi sebenarnya BUMN itu pemain dollar.
Coba kita lihat keuntungan atau laba bersih BUMN 10 tahun lalu yakni tahun 2011 senilai 117,96 triliun rupiah, tahun 2012 senilai 138,59 triliun rupiah, Tahun 2013 senilai 126,60 triliun rupiah, tahun 2014 senilai 149,13 triliun rupiah. Berapa secara keseluruhan dalam empat tahun?
Yakni senilai 532,28 triliun rupiah. Jika diukur dalam dolar selama waktu tersebut rata rata Rp. 10.156/USD maka nilai laba bersih BUMN adalah senilai 52,4 miliar dolar.
Komentari tentang post ini