Dampak pada Kelas Menengah-Bawah
KRL Jabodetabek merupakan salah satu moda transportasi vital bagi masyarakat kelas menengah-bawah di wilayah tersebut.
Banyak dari mereka yang bergantung pada KRL untuk perjalanan sehari-hari, terutama untuk bekerja.
Kenaikan tarif, meskipun disubsidi melalui skema NIK, tetap akan memberikan tekanan ekonomi tambahan bagi mereka.
Di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi, kebijakan ini dapat memperburuk beban hidup masyarakat.
Menaikkan tarif KRL berarti mengurangi daya beli masyarakat kelas menengah-bawah, yang pada akhirnya dapat memperlambat pemulihan ekonomi secara keseluruhan.
Kemungkinan Peningkatan Ketidakadilan Sosial
Penerapan subsidi berbasis NIK juga dapat meningkatkan ketidakadilan sosial, karena akses terhadap subsidi akan bergantung pada kepemilikan NIK dan proses registrasi yang seringkali rumit.
Masyarakat yang berada di lapisan sosial yang lebih rentan, seperti pekerja informal atau mereka yang tidak memiliki akses mudah ke layanan administratif, mungkin tidak mendapatkan subsidi yang seharusnya mereka terima.
Selain itu, ketidakadilan ini juga dapat terjadi pada kelompok masyarakat yang sudah berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian namun tidak dianggap “layak” menerima subsidi berdasarkan kriteria NIK yang diterapkan.