Sekarang unit pembangkit terbaharukan yakni PLTG milik PLN dipreteli, akan diserahkan kepada pihak lain.
Maka hilanglah kesempatan PLN untuk meningkatkan kapasitas menyongsong agenda perubahan iklim. Kondisi ini akan menyulitkan keuangan PLN dimasa depan.
PLN akan semakin sulit mendapatkan sumber sumber pembiayaan yang murah yang kita tau akan ada dari isue perubahan iklan.
Jika PLN gagal dalam mencapai target penurunan emisi, maka sudah pasti akan disapu oleh kesempatan perubahan iklim COP 26 yang akan berlangsung tahun ini di Glasgow.
Padahal menurut Sri Mulyani menteri keuangan kesepakatan perubahan Iklim COP 26 akan jauh lebih mematikan perekonomian dibandingkan covid 19.
Sementara ujung tombak pemerintah untuk meraih target penurunan emisi adalah PLN. Semua orang tau era ke depan adalah era electricity, digitalisasi dan zero emisi.
Last Oil.
Penulis adalah Pengamat Ekonomi Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) di Jakarta
Komentari tentang post ini