Kemudian saat Ganjar akan lulus SMA tahun 1980, ayahnya pensiun dari kedinasan di Polri.
Untuk menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, ibunya membuka warung kelontong.
Saat anak-anak seusianya menghabiskan waktu bergaul dengan remaja sebaya, Ganjar justru membantu ibunya berjualan.
Dia tak sungkan menjual bensin eceran di pinggir jalan, depan warung kelontong keluarganya.
Hal itu, dilakoni Ganjar hingga tamat SMA dan lolos masuk Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (UGM).
Aktif dalam kegiatan organisasi, Ganjar pun memilih bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Namun kuliahnya di Fakultas Hukum UGM tak berjalan mulus.
Kondisi ekonomi keluarga memaksa Ganjar mengambil cuti selama 2 semester.
Selama cuti 1 tahun, Ganjar menghabiskan waktu dengan aktif di organisasi dan mencari uang dengan mengajar.
“Selama cuti, Ganjar tidak pernah pulang, dia aktif di kampus tapi enggak kuliah. Naik gunung, ngajar Mapala anak SMA, itu biar dapat duit,” kata Pambudi Teguh, kakak kandung Ganjar Pranowo, dikutip Senin (18/12/2023).
Dari uang hasil mengajar, Ganjar akhirnya dapat membiayai kuliah hingga tamat dari Fakultas Hukum UGM pada tahun 1995.
Ganjar tercatat menjadi mahasiswa Fakultas Hukum UGM sejak tahun 1987-1995, hampir 8 tahun, karena aktif berorganisasi dan terpaksa cuti karena terbentur biaya.
Dari kisah masa kecil hingga menjadi mahasiswa, terlihat Ganjar Pranowo melalui berbagai tantangan hidup, namun tak pernah menyerah.
Hal itu pula yang menempanya melewati berbagai proses hingga kini maju menjadi salah satu capres di Pemilu 2024.
“Saya masih ndak percaya, mas Ganjar yang dulu berjualan bensin di pinggir jalan, kini jadi orang hebat. Semoga bisa jadi presiden. Saya yakin, beliau sosok pemimpin yang amanah dan akan tetap rendah hati,” kata Mamik (62), tetangga yang berjarak dua rumah dari warung kelontong keluarga Ganjar di Kutoarjo. (bersambung)
Komentari tentang post ini