Menurut penulis, walau masih remaja si anak berhasil mengatasi tragedi kematian. Alhasil, kepergian sang ayah tak terlalu melukai batinnya. Ia merasakan penyertaan Ilahi yang senantiasa menghiburnya. Selain itu, ia memiliki prinsip hidup yang membangun yakni kebaikan, cinta, pertumbuhan, keyakinan, keramahan, serta rasa percaya pada hukum-hukum Allah dan kasih-Nya pada seluruh anak-anak Tuhan.
Ada juga kisah seorang ibu yang kehilangan kedua anaknya. Kendati demikian, responnya sangat bijaksana, “Saya tahu Allah itu adil dan baik ada-Nya. Ketika saya merindukan anak-anak saya, pada saat yang sama mereka sedang membangun rumah lain pada dimensi yang berbeda. Karena mereka mendapat tubuh dan pekerjaan baru untuk diselesaikan.
Oleh sebab itu, saya dapat menolong mereka dengan rajin berdoa. Anak-anak saya adalah pinjaman dari Allah, sumber dari segala kehidupan dan segala berkat. Saya tahu saya tak memiliki anak saya untuk selamanya. Suatu hari mereka akan meninggalkan saya, menikah, serta mungkin pergi ke negara lain. Saya mencintai mereka saat mereka berada di sisi saya. Saya memberikan segala yang dapat saya berikan dalam hal cinta, iman, keyakinan, dan kepercayaan kepada Allah.
Komentari tentang post ini