Agus menegaskan, pihaknya membuka pintu yang seluasnya untuk menjalin kerja sama dengan Dekopin.
Apalagi, selama ini koperasi telah ikut berperan dalam menumbuh-kembangkan wirausaha industri baru, khususnya di sektor industri kecil dan menengah (IKM).
“Kami memiliki banyak program dan kegiatan dalam pembinaan IKM, yang juga bisa relevan dengan upaya pengembangan koperasi. Apalagi, Kemenperin punya lima unit kerja di wilayah Sumatera Barat, terbanyak dibandingkan provinsi lainnya,” tuturnya.
Bahkan, program untuk pengembangan koperasi syariah yang disampaikan Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, bisa sejalan dengan program di Kemenperin. “Tiga tahun lalu ketika saya ditugaskan Bapak Presiden untuk menjadi Menperin, salah satu hal yang saya laksanakan adalah membentuk Pusat Pemberdayaan Industri Halal (PPIH), levelnya eselon 2, karena kami anggap hal itu sangat penting,” jelas Agus.
Di samping itu, Menperin mengajak seluruh pihak termasuk Dekopin untuk bersama-sama mencari solusi yang inovatif dan memperkuat kolaborasi, dengan tekad dan semangat yang kuat dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang masih belum stabil saat ini.
“Karena kami melihat koperasi ini tidak hanya sebagai pilar ekonomi, tetapi juga pilar bangsa. Oleh karena itu, tantangan kita ke depannya adalah menyosialisakan dan mengedukasi kepada masyarakat terkait pentingnya dan manfaat dari koperasi itu sendiri, secara terarah dan berkelanjutan,” tuturnya.
Menperin optimistis, koperasi berperan penting dalam menopang perekonomian nasional.
Apalagi, saat ini, kondisi perekonomian Indonesia sedang berada di level yang cukup baik dan stabil, terihat dari sejumlah indikator.
“Ekonomi kita lebih baik dibandingkan negara-negara lain di dunia, dengan kembali menjadi status upper-middle income country, setelah pasca-pandemi Covid-19,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini, Agus juga mengingatkan kembali program prioritas pemerintah, yakni Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Kebijakan ini bisa dilakukan di semua level, tidak hanya di pemerintah pusat dan daerah atau BUMN dan BUMD, tetapi juga di koperasi.
“Semakin tingginya penggunaan produk dalam negeri, akan membawa multiplier effect yang luas bagi ekonomi,” tegasnya.
Agus berharap, koperasi turut menjadi agen keberhasilan dalam pelaksanaan program P3DN.
Sebab, prodok-produk dalam negeri harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
“Karena kami ingin melihat ke depan, terciptanya banyak koperasi yang berkategori sebagai entitas usaha besar. Di beberapa negara dunia, keberhasilan ekonominya itu karena juga ditentukan keberhasilan dalam membangun koperasi itu sendiri,” pungkasnya.
Komentari tentang post ini