Menperin menjelaskan, dalam upaya menggenjot daya saing industri furnitur, diperlukan kreativitas dan inovasi desain produk yang mengikuti selera pasar terkini agar mampu kompetitif hingga kancah global.
“Artinya, industri furnitur harus mampu creating the needs, deliver the needs (menciptakan sekaligus memenuhi kebutuhan)” terangnya.
Oleh karena itu, Airlangga menyambut baik dengan penerapan sistem ganda (70 persen praktik dan 30 persen teori) pada proses pembelajaran di Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu.
“Konsep dual system yang dikembangkan Swiss tersebut, diyakini akan menghasilkan lulusan yang benar-benar sesuai kebutuhan masa depan, terutama dalam memasuki era industri 4.0,” tuturnya.
Lebih lanjut, menurut Menperin, memfasilitasi pembangunan politeknik di
kawasan industri sebagai salah satu program prioritas Kemenperin dalam
pengembangan pendidikan vokasi industri. Hal ini juga sejalan dengan
arahan Presiden Joko Widodo yang ingin tahun ini lebih fokus untuk
gencar melakukan berbagai program peningkatan kompetensi sumber daya
manusia (SDM).
Komentari tentang post ini