Di sisi lain, SYL pun mengajak Gubernur Lampung agar ke depan ada peningkatan produksi sapi. Dengan demikian ke depan Indonesia benar-benar bisa berdaulat pangan khususnya daging.
“Capek bicara impor, saya paling malas. Kenapa? Karena impor itu merendahkan harga diri dan martabat bangsa. Kita baru bangga jika ekspor kita lebih besar dari impor,” tegasnya.
“Pak Gubernur mari kita juga kembangkan pabrik gula. Lahan-lahan Hak Guna Usaha yang sudah bertahun-tahun tidak termanfaatkan, mari kita manfaatkan. Kita tidak pindahkan haknya, tapi kita ambil bagian,” pintan SYL.
Lebih lanjut, SYL mengajak Gubernur Lampung memajukan pertanian dan mensejahterakan petani dengan menjalankan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program KUR ini sangat efektif dan tepat sasaran dibanding menggelontorkan program bagi-bagi bantuan yang malah membuat petani tidak berkembang.
“Pengalaman saya, program bagi-bagi bantuan itu tidak membuat petani berkembang. Rata-rata petani dapat traktor, begitu rusak sedikit langsung dijual, bagi-bagi bantuan boleh tapi sebagai rangsangan saja,” ujarnya.
“Soal KUR, pengalaman saya keluarkan KUR Rp 3,1 triliun dalam satu bulan dengan bunga 6 persen sementara bunga pinjaman biasa mencapai 14 persen. Sekarang mau ternak sapi, mari kita pakai KUR,” sambungnya.
Kemudian, guna membangun pertanian yang semakin maju, SYL juga mendorong kegiatan hulu hilir pertanian yang dapat dikendalikan di tingkat kecamatan. Dalam hal ini, Kementan tengah membangun program Komando Strategis Pertanian (Kostratani) berbasis teknologi pertanian 4.0.
“Dengan Kostratani kegiatan pertanian terpusat di kecamatan. Katakanlah seperti nenas, bisa kita tingkatkan nilai tambahnya dengan kita salurkan mesin mesin packegingnya di kecamatan. Segala masalah pertanian di lapangan bisa kita selesaikan cepat,” terangnya.
Komentari tentang post ini