Dikatakan Dyah, hal ini salah satu cara untuk mengatasi over supply adalah mendorong industri-industri yang (memiliki) daya serap yang cukup tinggi untuk Listrik.
Tapi berdasarkan kabar hari ini mudah-mudahan ini satu hal yang selama ini menjadi tantangan itu bisa kita coret.
“Kita bisa semakin fokus lagi kepada bagaimana kita bisa betul-betul merealisasikan potensi yang kita miliki di ranah energi terbarukan ini,” ungkapnya lagi.
Dyah Roro juga menambahkan soal optimalisasi potensi energi baru dan energi terbarukan (EBET) yang Indonesia miliki, di antaranya nuklir.
Adapun nuklir menjadi sebuah pertimbangan yang patut untuk dikerjasamakan ke depannya, agar tantangan-tantangan yang dialami Indonesia dari segi transisi bisa diatasi dengan baik.
“Bisa kita atasi dengan baik dengan catatan tentunya bahwa secara safety tidak ada lagi masalah, kemudian juga dari sisi Research and Development (R&D) nya juga berjalan dengan baik, mungkin ini bisa membuka peluang untuk investor investasi lapangan pekerjaan baru,” ucapnya.
Ia pun berharap ke depannya semua pihak memandang transisi energi adalah suatu keharusan untuk mengedepankan sustainable growth dengan kacamata yang berbeda.
Hal itu dengan cara melihat potensi-potensi yang ada di dalamnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan.