Andreas mengemukakan, pembentukan perusahaan patungan bidang energi baru dan terbarukan ini tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha Perseroan di masa mendatang.
Sebaliknya, papar Andreas, dampak tersebut di atas baru akan terjadi setelah pelaksanaan transaksi investasi pada perusahaan patungan tersebut.
Hingga September 2023, MITI membukukan labaRp25,02 miliar, melonjak 288%% jika dibandingkan Rp6,44 miliar pada semester I 2022. Lonjakan laba Perseroan didukung pendapatan bersih yang melesat 185% menjadi Rp166,99 miliar pada semester I 2023, dari Rp58,61 miliar pada semester I 2022. (ANES)
Komentari tentang post ini