Oleh: Saiful Huda Ems
Pernyataan Burhanudin Muhtadi yang menyebut Jokowilah orang yang pertama kali mempopulerkan Ganjar Pranowo bagi saya merupakan hal yang sangat mengada-ngada alias kebohongan besar.
Justru sebaliknya, Ganjar Pranowo-lah yang merupakan salah seorang tokoh publik yang mempopulerkan nama Jokowi.
Kenapa bisa demikian? Lalu apa alasannya?
Begini ceritanya. Ganjar Pranowo itu sejak remaja sudah aktif di organisasi kemahasiswaan, sudah aktif pula mengikuti kegiatan-kegiatan Partai Demokrasi Indonesia (PDI), sebelum akhirnya menjadi Partai Indonesia Perjuangan (PDIP).
Ganjar Pranowo juga sudah menjadi Anggota DPR RI melalui Pengganti Antar Waktu (PAW) menggantikan Jakob Tobing sejak tahun 2004 hingga 2009, kemudian terpilih lagi menjadi Anggota DPR RI 2009 hingga 2014.
Namun sebelum berakhir masa jabatannya, Ganjar Pranowo bertarung politik di Jateng dan menang, terpilih menjadi Gubernur Jateng hingga dua periode.
Ketika Ganjar Pranowo masih aktif menjadi Anggota DPR RI (2004-2013), Ganjar Pranowo sudah dikenal luas oleh masyarakat, terlebih ketika Ganjar Pranowo menjadi anggota Panitia Khusus (Pansus) Century.
Saat itu Ganjar Pranowo selalu muncul di acara-acara debat yang disiarkan oleh banyak stasiun TV, dan medsos yang ketika itu mulai digemari masyarakat luas.
Orang-orang se Tanah air yang waktu itu masih senang melihat acara-acara TV, banyak yang terpukau oleh seni debat Ganjar Pranowo, khususnya ketika Ganjar Pranowo berani membongkar skandal korupsi Bank Century.
Sebaliknya di tahun itu nama Jokowi sama sekali belum dikenal, kecuali hanya di Kota Solo.
Ini karena waktu itu Jokowi hanyalah tokoh lokal dengan jabatannya sebagai Walikota Solo.
Nama Jokowi itu baru mulai sedikit muncul ketika Jokowi mengeluarkan jurus ngibulnya saat Jokowi menjabat Walikota Solo.
Bahwa katanya Mobil Esemka akan jadi mobil nasional dan sudah mau dipesan oleh banyak negara yang ingin membelinya.
Komentari tentang post ini