Menghadapi yang demikian diakui prosesnya sangat panjang. Dirinya menghadapi 30 anggota DPRD yang menurutnya masalahnya sangat luar biasa.
“Meski partai politik sudah mengintruksikan memilih seseorang namun masing-masing anggota mempunyai kepentingan individu sendiri-sendiri”, ungkapnya.
Selepas mengikuti Pilkada lewat DPRD, Asman menyebut dirinya ikut Pemilu Legislatif pada tahun 2004. Pada masa itu diakui perilaku pemilih belum seperti saat ini yang sudah biasa mengikuti Pemilu.
“Pada masa itu masyarakat belum banyak terlatih”, ungkapnya.
Dari semua proses Pemilu, mantan Menteri PAN dan RB itu mengakui proses yang ada menuju kedewasaan publik yang baik.
“Yang berorientasi kepada uang tak banyak sehingga menghasilkan kepala daerah yang bisa dipertanggungjawabkan,” ucapnya.
Proses Pilkada yang positif diakui tak hanya itu, menurut pria asal Batam, Kepri, Pilkada langsung menghasilkan kepala daerah yang mendunia.
“60 persen kepala daerah juga mempunyai kinerja yang baik”, ujarnya.
Dirinya berharap agar proses yang baik ini jangan dibawa mundur. “Sekarang kita harus konsentrasi pelaksanaan”, harapnya.
Didorong Bawaslu diperkuat. “Saya berharap perjalanan yang panjang ini disempurnakan”, ujarnya.
“Kita harus menata mekanisme dan pelembagaan penyelenggara Pemilu sehingga lembaga yang ada benar-benar proffesional dan tak bisa diintervensi”, paparnya.
Junimart Girsang dalam kesempatan tersebut mengajak kepada wartawan untuk mengawasi penyelenggaraan Pilkada. “Kalian harus terjun ke lapangan”, ujar anggota MPR dari Fraksi PDIP. “Harus jemput bola”, tambahnya.
Menurutnya wartawan boleh meliput secara langsung di TPS. “Kalian bisa potret penghitungan suara yang ada”, ucapnya. Kelebihan wartawan seperti inilah yang tidak bisa dimiliki oleh semua orang.
“Kalian tidak dilarang meliput di TPS”, tegasnya.
Rahmat Bagja, Komisioner Bawaslu yang hadir dalam acara itu mengakui ada beberapa hal yang membuat lembaganya mengalami kendala dalam melakukan pengawasan. “Banyak daerah pegunungan yang sulit dijangkau”, ungkapnya. “Di Papua terkadang juga harus waspada terhadap kelompok separatis”, tambahnya. Sedang di daerah lain, pengawasnya orangnya itu-itu saja sehingga disebut mereka ‘tahu permainan. ***
Komentari tentang post ini